Literasi Politik dan Pentingnya Partisipasi Politik Kaum Muda Pada Pemilu 2024

Literasi Politik dan Pentingnya Partisipasi Politik Kaum Muda Pada Pemilu 2024

Diperkirakan pemilih muda akan mendominasi pada gelaran Pemilu 2024. Jumlah mereka diprediksi akan menyentuh angka 60% dari keseluruhan pemilih tetap.

Pemilih muda pada Pemilu 2024 dikelompokkan menjadi dua generasi.

Pertama, generasi milenial yang lahir dalam rentang waktu 1981-1996. Generasi ini disebut juga generasi Y yang sudah mengenal teknologi seperti komputer, video games, dan smartphone.

Kedua, generasi Z yang lahir dalam rentang waktu 1997-2012. Generasi Z adalah generasi setelah generasi milenial yang merupakan generasi peralihan generasi milenial dengan teknologi yang semakin berkembang pesat.

Sedangkan dalam hal partisipasi politik, data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga menunjukkan jumlah pemilih muda (baca: milenial) pada Pemilu 2019 sudah mencapai 70–80 juta jiwa dari 193 juta pemilih. Itu artinya 35%–40% pemilih muda sudah mempunyai kekuatan dan memiliki pengaruh besar terhadap hasil pemilu.

Hal ini tentu menjadi kesempatan dan perhatian bagi peserta pemilu atau partai politik. Seyogyanya tidak hanya berkompetisi untuk merebut perhatian dan suara mereka, namun peserta pemilu juga harus memberikan literasi politik yang baik dan sehat.

Kita yakin pemilih muda tidak apatis terhadap politik, namun untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam bidang politik diperlukan cara yang berbeda pula sesuai dengan perkembangan zamannya.

Literasi politik dapat dipahami sebagai pengetahuan dan kompetensi warga negara untuk dapat berpartisipasi aktif, dalam memberikan perhatian terkait proses politik dan isu-isu politik yang sedang berjalan, yang tidak hanya terfokus pada saat gelaran pemilu maupun pilkada, tetapi juga berkaitan erat dengan kontrol warga negara terhadap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, serta kritik dan saran terhadap pemerintah yang berkuasa.

Karena pentingnya literasi politik ini, maka partai politik idealnya tidak hanya melihat jumlah pemilih pemula yang besar itu hanya sebagai lumbung suara saja, melainkan juga melakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran politik dan daya kritis yang mereka miliki sebagai warga negara, sehingga para kaum muda dapat berpartisipasi aktif dalam setiap perhelatan politik dan juga terhadap kebijakan politik yang dihasilkan oleh pemerintah dan legislatif.

Kaum muda yang melek politik, niscaya akan memberikan suaranya dengan bertanggungjawab dan ia akan mengontrol jalannya pemerintahan sebagai kontrol sosial, juga akan mengawal setiap kebijakan (policy) yang dilahirkan oleh pemerintah.

Partisipasi politik anak muda yang melek politik akan melahirkan pemimpin dan pemerintahan yang berkualitas.***

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari di Sini